Allah seperti membiarkan kami untuk terus berdoa dan berikhtiar, kemudian baru membuka kran berisi kemudahan dan kelancaran rezeki.
Satu per satu bantuan berdatangan setelah itu. Mulai dari donasi berupa pakaian muslimah, hijab, mukena, hingga berupa dana.
Artis sudah didapatkan, tiket berangkat untuk dua orang juga sudah dipesan.
Saya akhirnya bisa bersantai karena hampir semua masalah selesai. Tinggal memastikan progress selanjutnya berjalan lancar.
Di hari yang dinanti-nanti, masalah kembali muncul. Tiket untuk kepulangan sudah habis! Saya mengecek beberapa kali di traveloka, juga aplikasi tiket yang lain hasilnya sama-sama nihil!
Sebagai informasi, kami memang sengaja mengakhirkan pembelian tiket pulang karena dananya belum mencukupi. Begitu dana sudah didapat ternyata terlambat. Tiket habis, bagaimana lah ini??
Tanpa diperintahkan lagi saya bersegera menuju bandara, kencang saya pacu motor berharap semoga masih ada tiket terisa. Jika tidak ada matilah kami. Sementara si artis satu hari setelah kegiatan kami juga ada acara lagi. Jadi mau tidak mau harus pulang di hari itu juga.
Nafas yang memburu, jantung yang berdegub tidak menentu, saya masuk ke gerai salah satu maskapai berlogo 'kepala burung' dengan wajah cemas. Mbak customer service tersenyum ramah. Tampak tak menghiraukan wajah saya yang pasi.
Setelah menyampaikan hajat saya, mbaknya menyuruh saya untuk menunggu. Bukan main, itu adalah proses menunggu jawaban yang begitu mencengangkan. Entah bakal seperti ini tidak rasanya ketika nanti menunggu jawaban dari si dia. Kurang lebih mungkin sama. Mungkin.
"Masnya temennya mbak... ya? " Tanya petugas CS sambil memberi satu nama.
Saya mengiyakan, memang ada satu teman saya yang bekerja di maskapai itu.
"Masnya silahkan ke gerai yang satunya, sudah menunggu di sana.."
Jawaban yang masih simpang siur. Antara ada atau tidak. Tapi karena tidak ada pilihan saya segera menuju ke tempat yang dimaksud. Sudah kadung kacau pikiran saya ketika itu.
Tersisa dua tiket terakhir. Benar-benar terakhir. Entah bagaimana ceritanya tiket itu ada di tangan.
Teman saya telah membantu saya. Dan saya berterima kasih banyak atas itu.
Namun, terlepas dari semuanya. Saya percaya, bahwa tiket itu telah diturunkan Allah khusus untuk kita, untuk kemudian berjodoh dengan artis dan managernya guna esok lusa kembali pulang ke rumahnya.
Masya Allah. Tabarakallah. Semoga bermanfaat.
Sumbawa, 20 Februari 2019
Kegiatan ini boleh jadi sudah berakhir tiga minggu yang lalu. Namun kenangannya, cerita orang-orang baiknya, pengalaman bersama kawan-kawan seperjuangan yang lain. Mungkin akan lama hilang karena tersimpan di memori jangka panjang. Karena termasuk kisah yang berkesan dalam hidup saya.
"Terima kasih kepada yang sudah mau membaca. Kemustahilan itu ada karena kita yang kurang percaya, kurang yakin sama Allah. Mari berlanjut melawan kemustahilan-kemustahilan berikutnya :))"
Kaya adegan ngebut ke bandara lucu gitu, antara panik dan harap harap tak pasti.
BalasHapusNgomong ngomong ikut seneng dengan berjalan lancarnya acara ini. Pas dirumah pun ada iri iri dengki ingin ikut juga, huhuhu, tapi apa daya takdirku disitu. Barakallah panitia panitia yang terlibat, kalian luar biasa.
iya, bener banget. overall semuanya berjalan lancar alhamdulillah. Gapapa kokk, kita bukan apa-apa juga tanpa semua orang yang sudah mendoakan dan mendukung acara ini :)))
Hapus