Beberapa hari yang lalu saya mendapat teman diskusi tentang tulisan saya yang judulnya 'Kompleksitas Dua Keluarga'. Pembahasannya begitu seru sampai timbul pikiran untuk melanjutkan kembali tulisan itu. Tentu saja dengan sudut pandang keluarga yang berbeda. Kali ini mengenai blasteran sunda berkolaborasi dengan betawi.
Dua keluarga saya sama sama dari Jawa. Jadi masalah yang timbul mungkin agak sedikit ringan jika dilihat dari aspek suku. Nah, bagaimana jika dua suku dengan sifat berbeda bertemu? Mari kita simak bersama.
Suku sunda, sebagaimana umumnya, dikenal sebagai orang yang lembut, welas asih (kalo kata orang jawa), dan suka memendam perasaan. Mereka lebih memilih diam daripada berterus terang, jikapun terpaksa jujur maka bahasa yang digunakan juga dipilih dengan baik dan tidak asal. Sebaliknya, suku betawi sangat bersebrangan dengan itu semua. Mereka dikenal suka 'nyablak' (ngomong langsung) tanpa ada tendeng aling-aling. Jika tidak suka ya bilang tidak suka. Jika benci ya bilang benci. Tidak ada yang dipendam. Semua dikeluarkan tanpa ada rasa 'ga enakan'. Melihat dua fakta di atas, tentu bisa dibayangkan akan sesusah apa nanti saat dipertemukan.
Selanjutnya adalah masalah yang simpel, yaitu bahasa. Kita ambil contoh biar enak memahami. Kata sapaan 'elu-gue'. Di sunda, sapaan itu sebaiknya tidak digunakan. Karena dianggap kurang sopan atau istilahnya 'ngelunjak'. Sebaliknya, di kalangan orang betawi 'elu-gue' adalah sapaan populer yang hampir digunakan semua orang, sudah menjadi ciri khas mereka. Mereka enteng sekali mengucapkannya tanpa takut dicap 'tidak sopan' karena memang begitulah kebiasaan di sana.
Kata sapaan yang 'terlarang' di sunda bertemu dengan makanan sehari-harinya orang betawi. Bisa dibayangkan jika satu kesempatan mereka salah ucap, atau lupa sedang berada di lingkungan keluarga sebelah. Bisa panjang urusannya. Hehe.
'Terus ga bentrok tuh?' Tanya saya melihat problem yang cukup complicated ini. Justru enggak, jawab dia. Mereka malah bisa saling mengenal hal-hal baru dan banyak hal seru lainnya. Misalnya di saat ada pertemuan keluarga mereka pada diem-dieman, tiba-tiba dengan celetukan khasnya orang betawi bercerita. Mereka memang dikenal punya selera humor tinggi. Saya jadi ingat dulu suka sekali menonton Si Dul Anak Betawi dan dibuat ngakak setiap kali tokoh-tokohnya melakukan percakapan.
Jadi, jika ingin kehidupanmu lebih seru. Boleh banget mencari orang yang berbeda suku untuk menjadi pasangan hidupmu. Karena perbedaan itu tidak selamanya buruk, justru dapat membuat hidupmu lebih berwarna. Tergantung dari besarnya rasa saling memahami antar anggota keluarga baru lainnya. Selamat mencari :))
Komentar
Posting Komentar