Langsung ke konten utama

Celah Tak Dianggap

"Between stimulus and response, there is a space. In that space is our power to choose our response. In our response lies our growth and our freedom." ~ First Think First

Antara stimulus & respon, ada satu celah yang ada, yaitu kekuatan untuk memilih respon apa yang akan dihasilkan nantinya.

Hukum sebab-akibat, kebanyakan dijadikan alasan untuk pembenaran atas semua yang terjadi.

"Gua enggak bisa, makanya IP di bawah 2.5 mulu. Gara-gara ga pernah belajar."

"Susah banget jadi orang kaya. Nggak ada modal, susah cari relasi, nggak kreatif aku orangnya.."

Stimulus adalah apa yang kita dapatkan, sedangkan respon adalah balasan atas stimulus tersebut. Apa yang kita lakukan setelah mendapatkannya.

Contohnya ada orang di pinggir jalan terkena cipratan air akibat mobil lewat, dia langsung mengumpat. Atau, ada anak dipukul temannya, dia balas memukul.

Ada stimulus. Ada respon. Itu yang kita tahu selama ini. Padahal, ada satu yang masih terlewat. Yaitu kekuatan untuk merubah respon. Kita punya kuasa penuh untuk memilih respon apa yang kita akan berikan.

Terkena cipratan air. Kita bisa memilih untuk menutup mulut supaya tidak keluar kata-kata kasar. Dipukul teman, kita bisa memilih untuk bersabar dan menyelesaikan dengan cara baik.

Celah antara stimulus dan respon memang sempit. Makanya jarang orang melihat, makanya sedikit orang yang awas. Padahal, celah itu merupakan salah satu kunci keberhasilan. Segala respon yang baik selalu menghasilkan pribadi yang dapat menyelesaikan semua masalah secara positif.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

A Fairytale Love (Bagian Kedua)

Di tengah langit Ciburuy yang mendung, dingin menyelimuti sebagian Bandung Barat. Rumah ekstra luas beraksen jadul dengan taman indah di belakangnya. Pot bunga menggantung dan rumput hijau sejauh mata memandang. "Jadi, gimana ceritanya teh?"  Belum beristirahat sejak perjalanan setengah hari Jogja-Bandung, pertanyaan itu terlontar begitu saja. Seperti biasa, sesosok perempuan dengan raut wajah menyenangkan itu tersenyum sebelum menjawab. "Wah, mulai diinterogasi nih.." Balasnya. "Jelass dong. Kan jauh-jauh cuma pengen tau ceritanya..hehe.."  "Yaudah, sok atuh tanya.."  Teteh memang begitu. Hampir selalu mengulum senyum setiap kali melakukan percakapan. Kakak sepupu paling besar itu bisa dibilang yang paling enak diajak ngobrol. Soalnya sepupu-sepupu yang lain masih pada kecil-kecil, jadi gak bakal nyambung deh. Kecuali kalau main lah iya, baru nyambung. "Kapan mulai kenal si doi?"  "5 tahun yang lalu. Dtulu kan ada kepanitiaan rama...

Musuh Mahasiswa

Setiap orang punya musuh. Sama. Mahasiswa juga punya. Entah mahasiswa di daerah lain beranggapan sama atau tidak. Bagi kami. Mahasiswa daerah timur Indonesia. Musuh kami ada dua. Mati lampu dan sinyal internet. Lagi asyik-asyiknya ngerjain tugas a.k.a buka facebook atau youtube . Gadget kami dijejali oleh sebuah hal yang sangat mengerikan! Bukan virus, spam , atau malware berbahaya. Melainkan satu kalimat menyesakkan. 'No Internet Connection" Itu yang pertama. Yang kedua adalah mati listrik. Di daerah kami mati listrik seakan menjadi teman baik. Senantiasa membersamai setiap hari. Setiap satu minggu sekali bisa dipastikan ada masanya semua menjadi gelap. Pet! Kegiatan seperti mengecas hp dan memasak nasi memakai rice cooker menjadi terganggu. Awalnya memang tidak nyaman. Tapi lama-lama menjengkelkan juga. (Lah, apa bedanya? :v) Oke. Cukup. Itu dua hal yang menjadi musuh bersama. Dan saya meyakini satu hal. Tidak akan ada yang bisa berdamai dengan kedua hal itu. Tidak sa...

Hidup bersama Impian

"A dream is a wish your heart makes" - Walt Disney Mimpi adalah hak setiap orang. Semua orang boleh bermimpi. Lagipula, mimpi itu gratis dan tidak perlu mengeluarkan tenaga apapun. Hanya membutuhkan sedikit pemikiran, bahkan bisa yang hanya terlintas sejenak, lalu tulis di selembar tulisan. Selesai. Mimpimu sudah jadi. Sesedarhana itu saja. Banyak orang yang menyangsikan kekuatan sebuah mimpi. Jujur, saya juga mempunyai pikiran yang sama pada mulanya. Memang sih, ada banyak kisah-kisah bagaimana seseorang bisa mencapai mimpinya, banyak juga saya mendengar motivator-motivator, membaca buku-buku tentang hebatnya suatu mimpi. Tapi tetap saja saya tidak langsung percaya begitu saja. Seiring berjalannya waktu, Saya menyadari satu hal. Bermimpi itu sangat gampang, dan alasan kenapa banyak orang tidak melakukannya adalah karena menganggap bahwa mimpi itu kurang penting, mereka lebih percaya kerja keraslah yang dapat menentukan hasil akhir. Menurut saya, kerja keras memang p...