"Between stimulus and response, there is a space. In that space is our power to choose our response. In our response lies our growth and our freedom." ~ First Think First
Antara stimulus & respon, ada satu celah yang ada, yaitu kekuatan untuk memilih respon apa yang akan dihasilkan nantinya.
Hukum sebab-akibat, kebanyakan dijadikan alasan untuk pembenaran atas semua yang terjadi.
"Gua enggak bisa, makanya IP di bawah 2.5 mulu. Gara-gara ga pernah belajar."
"Susah banget jadi orang kaya. Nggak ada modal, susah cari relasi, nggak kreatif aku orangnya.."
Stimulus adalah apa yang kita dapatkan, sedangkan respon adalah balasan atas stimulus tersebut. Apa yang kita lakukan setelah mendapatkannya.
Contohnya ada orang di pinggir jalan terkena cipratan air akibat mobil lewat, dia langsung mengumpat. Atau, ada anak dipukul temannya, dia balas memukul.
Ada stimulus. Ada respon. Itu yang kita tahu selama ini. Padahal, ada satu yang masih terlewat. Yaitu kekuatan untuk merubah respon. Kita punya kuasa penuh untuk memilih respon apa yang kita akan berikan.
Terkena cipratan air. Kita bisa memilih untuk menutup mulut supaya tidak keluar kata-kata kasar. Dipukul teman, kita bisa memilih untuk bersabar dan menyelesaikan dengan cara baik.
Celah antara stimulus dan respon memang sempit. Makanya jarang orang melihat, makanya sedikit orang yang awas. Padahal, celah itu merupakan salah satu kunci keberhasilan. Segala respon yang baik selalu menghasilkan pribadi yang dapat menyelesaikan semua masalah secara positif.
Komentar
Posting Komentar