Ilmu manusia diibaratkan setetes air di antara Ilmu Allah yang bagaikan lautan luas. Maka sungguh betapa tidak sebandingnya dan tidak ada apa-apanya kita di hadapan Rabb Yang Maha Kuasa. Itupun jika sudah dipergunakan secara maksimal sesuai batasan kita. Nah, jika masih saja bermalas-malasan, tidak mau belajar, jarang membaca, maka bisa jadi tidak sampai satu tetes. Entah itu seperempat? Sepersepuluh? Seperseribu? Atau malah saking sedikitnya sama sekali tidak bisa dilihat mata lagi.
Ilmu itu terserak di mana-mana. Dan apapun itu pasti datangnya dari Allah. Mau ilmu alam, matematika, fisika, kimia, biologi, dan banyak lainnya. Sesungguhnya manusia tidak serta merta menemukan, tapi Dia lah yang memberi ilham serta hidayah.
Sungguh naif rasanya jika manusia sombong atas ilmu yang ia miliki. Bukankah tidak ada yang kuasa mengilmui segalanya? Bill Gates mungkin cerdas dalam komputer & teknologi, tapi tidak yakin dia bisa kedokteran. Einstein brilian dalam fisika, namun sangsi jika dia paham biologi atau semacamnya.
Beberapa waktu yang lalu saya dapat job menuliskan deskripsi bibit tanaman di salah satu website. Tidak tanggung-tanggung jumlahnya ada 100 produk dan harus diselesaikan kurang dari 2 hari! Karena ini job pertama, saya berusaha sungguh-sunggih mengerjakannya. Kalau dipikir-pikir berat & melelahkan. Tapi hal baiknya saya jadi belajar tentang bibit-bibit tanaman, sesuatu yang baru bagi saya.
Leek Mussleburgh, Schizanthus Angel Wings, Rudbeckia Marmalande. Merasa asing? Pernah mendengarnya? Itu hanya salah tiganya. Masih banyak nama-nama yang lebih asing dan aneh-aneh. Varietas atau jenis tanaman memang luar biasa banyaknya. Satu jenis misal cabai saja embel-embelnya banyak. Kalau aslinya dari Eropa atau Afrika beda lagi namanya. Mereka juga unik-unik.
Ada cabai yang rasanya manis banget, wortel yang masih kecil tapi sudah bisa dipanen, mentimun yang tidak perlu dikupas untuk dimakan karena kulitnya sangat tipis dan halus. 'Love in a mist', julukan bunga yang seperti terbang di antara kabut saat dilihat dari jauh, dan masih banyak lagi.
Jika ingin tumbuh maksimal, setiap tanaman pun punya treatmen yang berbeda-beda. Mulai dari intensitas cahaya mataharinya (penuh/teduh), berapa kedalaman tanah saat disemai, berapa jarak antar tanaman, apa pantangan yg harus dihindari dan nutrisi yang dianjurkan. Sampai berapa lama tanaman itu sebaiknya tumbuh.
Maka pekerjaan yang harusnya membosankan pun menjadi semacam 'kuliah gratis' bagi saya. Saya harus mencari tahu apa nama ilmiahnya, kandungan atau manfaat apa yang tanaman itu punyai, dan informasi lainnya. Bagi sebagian orang mungkin saya terkesan 'bodoh' karena baru mengetahui hal ini. Namun bisa jadi sebagian lain merasakan hal yang sama dengan saya. Intinya ilmu itu begitu luas dan jangan pernah berhenti belajar.
Oiya, ada informasi menarik juga. Ternyata sebuah suku dari Bulukumba, Sulawesi Selatan punya tradisi anti-mainstream. Kalau mau menikah, syarat utama laki-laki adalah harus jago berkebun, kalau perempuan wajib pandai menenun. Nah, masih mikir-mikir lagi mau baca buku? :)
Sekian. Semoga Bermanfaat.
@wafiqzuhair
Komentar
Posting Komentar