Langsung ke konten utama

(Mengaku Sibuk)

'Orang sibuk tidak akan pernah mengaku dia sibuk'. Begitu yang pernah saya dengar dari seseorang. Sebagian orang menghindari kesibukan, karena dia sedang merencanakan kesibukan lain yang menurutnya jauh lebih penting. Sebagian lainnya memilih tidak mengambil kesibukan apapun. Karena menurutnya diam adalah 'kesibukan'nya yang penting. Dengan berbagai macam perspektif berbeda, kesibukan tentu jadi bahasan yang menarik.

"Wihh..keren ya kamu. Sibuk banget. Berangkat pagi pulang malam.."
"Ngapain sih capek-capek. Nggak dibayar juga.."

Memilih kesibukan sama dengan memanggul bara api, penuh dengan resiko & konsekuensi yang harus siap ditanggung kapanpun. Bagi saya pribadi, tidak melakukan apa-apa berdampak pada kemalasan, keengganan beranjak, dan ketidakdisiplinan. Walau sudah cukup disibukkan dengan tugas kuliah, laporan, dan sebagainya. Tetap butuh satu hal yang membuat kita terus bergerak. Ibarat air. Ketika dia menggenang, maka akan jadi sarang penyakit & beraroma tidak sedap.

Kesibukan bukan tentang mencari nama, kebanggaan, pujian teman, penghargaan dosen, apalagi sarana balik ke mantan. Tapi itu adalah cara kita untuk terus 'mengalir' & menganak sungai agar tidak jadi kubangan yang hina. Hari, ketika dipenuhi oleh kegiatan tentu akan terasa lebih lama dibandingkan jika hanya berdiam diri di kamar.

Mumpung masih muda, di mana kekuatan & spirit sedang tinggi-tingginya. Masih jomblo juga kan?, Jadi tidak bakal ada yang mencari kalaupun 3 kali lebaran tidak pulang-pulang.

Mari bersibuk diri! Entah itu ikut organisasi, latihan teater, jadi panitia ini itu, ikut lomba di sini di situ, rapat, dan sebagainya. Karena kesempatan itu tidak selalu datang, maka kita yang harus membuatnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Musuh Mahasiswa

Setiap orang punya musuh. Sama. Mahasiswa juga punya. Entah mahasiswa di daerah lain beranggapan sama atau tidak. Bagi kami. Mahasiswa daerah timur Indonesia. Musuh kami ada dua. Mati lampu dan sinyal internet. Lagi asyik-asyiknya ngerjain tugas a.k.a buka facebook atau youtube . Gadget kami dijejali oleh sebuah hal yang sangat mengerikan! Bukan virus, spam , atau malware berbahaya. Melainkan satu kalimat menyesakkan. 'No Internet Connection" Itu yang pertama. Yang kedua adalah mati listrik. Di daerah kami mati listrik seakan menjadi teman baik. Senantiasa membersamai setiap hari. Setiap satu minggu sekali bisa dipastikan ada masanya semua menjadi gelap. Pet! Kegiatan seperti mengecas hp dan memasak nasi memakai rice cooker menjadi terganggu. Awalnya memang tidak nyaman. Tapi lama-lama menjengkelkan juga. (Lah, apa bedanya? :v) Oke. Cukup. Itu dua hal yang menjadi musuh bersama. Dan saya meyakini satu hal. Tidak akan ada yang bisa berdamai dengan kedua hal itu. Tidak sa...

Hidup bersama Impian

"A dream is a wish your heart makes" - Walt Disney Mimpi adalah hak setiap orang. Semua orang boleh bermimpi. Lagipula, mimpi itu gratis dan tidak perlu mengeluarkan tenaga apapun. Hanya membutuhkan sedikit pemikiran, bahkan bisa yang hanya terlintas sejenak, lalu tulis di selembar tulisan. Selesai. Mimpimu sudah jadi. Sesedarhana itu saja. Banyak orang yang menyangsikan kekuatan sebuah mimpi. Jujur, saya juga mempunyai pikiran yang sama pada mulanya. Memang sih, ada banyak kisah-kisah bagaimana seseorang bisa mencapai mimpinya, banyak juga saya mendengar motivator-motivator, membaca buku-buku tentang hebatnya suatu mimpi. Tapi tetap saja saya tidak langsung percaya begitu saja. Seiring berjalannya waktu, Saya menyadari satu hal. Bermimpi itu sangat gampang, dan alasan kenapa banyak orang tidak melakukannya adalah karena menganggap bahwa mimpi itu kurang penting, mereka lebih percaya kerja keraslah yang dapat menentukan hasil akhir. Menurut saya, kerja keras memang p...

Seklumit Hikmah dari Bima

Yang namanya musibah memang misterius. Tidak ada orang yang tahu. Seringnya datang dengan tiba-tiba. Tanpa disadari dan tanpa ada yang mempersiapkan dalam menghadapinya. Seperti hari itu, saya mendapat berita bahwa ada kebakaran hebat yang melanda Pulau Bajo yang terletak di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat. Saya adalah seorang perantau yang tinggal di Kabupaten Sumbawa Besar. Tentu kabar ini sangat mengejutkan bagi saya. Mengingat Sumbawa-Bima berada dalam satu pulau yang sama.Dan saya baru mendapat kabar tersebut beberapa hari setelah peristiwa terjadi. Maka, berangkat dari rasa simpati saya dan beberapa teman dari sebuah lembaga sosial, kami memutuskan untuk mengirimkan bantuan ke sana. Malam itu cuaca tampak bersahabat. Kami mempersiapkan barang-barang pribadi untuk dimasukkan ke dalam bagasi mobil. Walaupun berada dalam pulau yang sama, jarak antara Sumbawa dan Bima tidak bisa dikatakan dekat. Perlu setidaknya 8 jam untuk mencapai Kota Bima. Maka dari itu, sengaja kami memil...