Langsung ke konten utama

Menakar Idealisme

"Mahasiswa harus bisa menjaga independensinya! Jangan sampai ditunggangi oleh kepentingan politik atau apapun!" Begitu kata salah satu presenter kondang yang kali ini telah bermanuver ke tivi sebelah.

Akhir-akhir ini ramai sekali di media gonjang ganjing tentang sesuatu yang agak menggelitik. Kartu berwarna warni atau apalah itu  namanya. Hebat memang. Selamat datang di negeri yang sukanya meributkan hal-hal kecil seperti itu.

Bukan ingin mencari pembenaran atau mengkambinghitamkan kesalahan. Yakin saja pro kontra terkait hal ini tidak akan pernai usai. Dari berbagai perbedaan perspektif & sudut pandang. Mana yang lebih benar? Semuanya benar. Karena pasti masing-masing punya alasan berdasar.

Masalahnya adalah, popularitas selalu menjadi makanan yang seperti tidak pernah ada habisnya dibahas. Tidak salah sih, namun terlalu banyaknya pembahasan ke arah sana justru membuat kita melupakan substansinya.

Mahasiswa harus bergerak! Terlepas dari bagaimana metode & teknis yang masing-masing punya caranya tersendiri sesuai dengan disiplin ilmunya masing-masing. Janganlah menjadi komentator handal. Banyak bicara 'Nol' solusi. Pedas mengkritik tanpa adanya kontribusi.

Permasalahan bangsa ini masih 'bejibun', kawan. Tidak akan selesai jika hanya diperdebatkan. Hanya soal waktu masalah-masalah tersebut akan semakin tambah runyam. Masyarakat butuh tindakan solutif, inovatif, sekaligus aplikatif yang kebermanfaatannya bisa langsung dirasakan. Sehingga idealisme yang sudah sedari masuk Orientasi Kampus (OsPek) digaungkan. Tidak hanya sekedar teriakan dari pita suara, namun juga dari hati nurani yang paling dalam.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hidup bersama Impian

"A dream is a wish your heart makes" - Walt Disney Mimpi adalah hak setiap orang. Semua orang boleh bermimpi. Lagipula, mimpi itu gratis dan tidak perlu mengeluarkan tenaga apapun. Hanya membutuhkan sedikit pemikiran, bahkan bisa yang hanya terlintas sejenak, lalu tulis di selembar tulisan. Selesai. Mimpimu sudah jadi. Sesedarhana itu saja. Banyak orang yang menyangsikan kekuatan sebuah mimpi. Jujur, saya juga mempunyai pikiran yang sama pada mulanya. Memang sih, ada banyak kisah-kisah bagaimana seseorang bisa mencapai mimpinya, banyak juga saya mendengar motivator-motivator, membaca buku-buku tentang hebatnya suatu mimpi. Tapi tetap saja saya tidak langsung percaya begitu saja. Seiring berjalannya waktu, Saya menyadari satu hal. Bermimpi itu sangat gampang, dan alasan kenapa banyak orang tidak melakukannya adalah karena menganggap bahwa mimpi itu kurang penting, mereka lebih percaya kerja keraslah yang dapat menentukan hasil akhir. Menurut saya, kerja keras memang p...

Musuh Mahasiswa

Setiap orang punya musuh. Sama. Mahasiswa juga punya. Entah mahasiswa di daerah lain beranggapan sama atau tidak. Bagi kami. Mahasiswa daerah timur Indonesia. Musuh kami ada dua. Mati lampu dan sinyal internet. Lagi asyik-asyiknya ngerjain tugas a.k.a buka facebook atau youtube . Gadget kami dijejali oleh sebuah hal yang sangat mengerikan! Bukan virus, spam , atau malware berbahaya. Melainkan satu kalimat menyesakkan. 'No Internet Connection" Itu yang pertama. Yang kedua adalah mati listrik. Di daerah kami mati listrik seakan menjadi teman baik. Senantiasa membersamai setiap hari. Setiap satu minggu sekali bisa dipastikan ada masanya semua menjadi gelap. Pet! Kegiatan seperti mengecas hp dan memasak nasi memakai rice cooker menjadi terganggu. Awalnya memang tidak nyaman. Tapi lama-lama menjengkelkan juga. (Lah, apa bedanya? :v) Oke. Cukup. Itu dua hal yang menjadi musuh bersama. Dan saya meyakini satu hal. Tidak akan ada yang bisa berdamai dengan kedua hal itu. Tidak sa...

Seklumit Hikmah dari Bima

Yang namanya musibah memang misterius. Tidak ada orang yang tahu. Seringnya datang dengan tiba-tiba. Tanpa disadari dan tanpa ada yang mempersiapkan dalam menghadapinya. Seperti hari itu, saya mendapat berita bahwa ada kebakaran hebat yang melanda Pulau Bajo yang terletak di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat. Saya adalah seorang perantau yang tinggal di Kabupaten Sumbawa Besar. Tentu kabar ini sangat mengejutkan bagi saya. Mengingat Sumbawa-Bima berada dalam satu pulau yang sama.Dan saya baru mendapat kabar tersebut beberapa hari setelah peristiwa terjadi. Maka, berangkat dari rasa simpati saya dan beberapa teman dari sebuah lembaga sosial, kami memutuskan untuk mengirimkan bantuan ke sana. Malam itu cuaca tampak bersahabat. Kami mempersiapkan barang-barang pribadi untuk dimasukkan ke dalam bagasi mobil. Walaupun berada dalam pulau yang sama, jarak antara Sumbawa dan Bima tidak bisa dikatakan dekat. Perlu setidaknya 8 jam untuk mencapai Kota Bima. Maka dari itu, sengaja kami memil...