Beberapa hari yang lalu saya mendapat teman diskusi tentang tulisan saya yang judulnya 'Kompleksitas Dua Keluarga'. Pembahasannya begitu seru sampai timbul pikiran untuk melanjutkan kembali tulisan itu. Tentu saja dengan sudut pandang keluarga yang berbeda. Kali ini mengenai blasteran sunda berkolaborasi dengan betawi. Dua keluarga saya sama sama dari Jawa. Jadi masalah yang timbul mungkin agak sedikit ringan jika dilihat dari aspek suku. Nah, bagaimana jika dua suku dengan sifat berbeda bertemu? Mari kita simak bersama. Suku sunda, sebagaimana umumnya, dikenal sebagai orang yang lembut, welas asih (kalo kata orang jawa), dan suka memendam perasaan. Mereka lebih memilih diam daripada berterus terang, jikapun terpaksa jujur maka bahasa yang digunakan juga dipilih dengan baik dan tidak asal. Sebaliknya, suku betawi sangat bersebrangan dengan itu semua. Mereka dikenal suka 'nyablak' (ngomong langsung) tanpa ada tendeng aling-aling. Jika tidak suka ya bilang tidak suka. ...